Diskusi Buku "Aktivisme Agama & Pembangunan yang Memihak: Esai-esai untuk Sulawesi Utara”

Diskusi Seksualitas Dari Perspektif Budaya Minahasa

Sometimes you need advice, Ask a teacher to solve your problems.

Make a Difference with education, and be the best.

Make a Difference with education, and be the best.

Make a Move Together for Better Life

Make a Move Together for Better Life

Latest Posts

Minggu, 23 Maret 2025

Dari Aurich ke Tomohon: Kehidupan dan Karya Nicolaas Philip Wilken (1813-1878)

Riane Elean

 


Judul:

Dari Aurich ke Tomohon: Kehidupan dan Karya Nicolaas Philip Wilken (1813-1878)

 

Kepengarangan:

Denni H. R. Pinontoan


Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)


Sinopsis:

Buku Dari Aurich ke Tomohon: Kehidupan dan Karya Nicolaas Philip Wilken (1813-1878) mengisahkan perjalanan hidup seorang misionaris asal Jerman, Nicolaas Philip Wilken, yang berperan penting dalam perkembangan Kekristenan di Minahasa, Sulawesi Utara.

Bermula dari Aurich, Jerman, Wilken mengalami transformasi spiritual yang membawanya ke dunia pekabaran Injil. Setelah melalui berbagai tantangan, ia akhirnya dikirim sebagai misionaris ke Hindia Belanda. Setibanya di Minahasa, ia menghadapi beragam tantangan—dari kondisi geografis yang sulit hingga perbedaan budaya yang signifikan. Dengan dedikasi tinggi, ia mendirikan sekolah-sekolah, membangun gereja, dan membimbing komunitas lokal dalam memahami ajaran Kristen.

Buku ini juga menyoroti peran penting istrinya, Maria Elizabeth Hoedt, dalam mendukung pekerjaannya, serta dampak besar yang ditinggalkan Wilken bagi komunitas Kristen di Minahasa. Dengan pendekatan berbasis penelitian historis, buku ini memberikan wawasan mendalam tentang sejarah Kekristenan di Indonesia serta dinamika sosial dan budaya Minahasa pada abad ke-19.

Cocok bagi pembaca yang tertarik pada sejarah misi, perkembangan agama di Nusantara, dan interaksi budaya antara Barat dan Timur serta sejarah dan kebudayaan Minahasa.


Informasi dan Pemesanan:

Email ke pukkat.org@gmail.com

Kamis, 23 Januari 2025

Dalam Kemelut Perang

Riane Elean


 

Judul:

Dalam Kemelut Perang

 

Kepengarangan:

Denni H. R. Pinontoan


Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)


Sinopsis:

"Dalam Kemelut Perang" adalah novel sejarah yang berkisah tentang tokoh Kamang, seorang pemuda Minahasa yang tumbuh di Tomohon pada masa kolonial Belanda, dan pendudukan Jepang tahun 1941 sampai tahun 1945. Kamang menjalani kehidupan yang sederhana sebagai murid Normaalschool, sekolah calon guru pribumi. Hidupnya berubah ketika dia bertemu Margaretha, seorang gadis Indo yang cerdas dan penuh pesona, di tengah kemeriahan perayaan Hari Ratu di Tomohon tahun 191.  Pertemuan itu memulai kisah cinta yang rumit namun mendalam, di tengah gejolak perang dan penjajahan.  

 

Novel ini menggambarkan perjalanan Kamang mencari Margaretha, diiringi oleh refleksi mendalam tentang cinta, keberanian, dan ketidakadilan perang. Dalam perjuangannya, Kamang menyadari bahwa cinta adalah kekuatan yang mampu melampaui perbedaan dan kesulitan, meskipun dunia di sekitarnya hancur oleh konflik.  


“Dalam Kemelut Perang" adalah kisah yang memadukan keindahan romantisme dan kenyataan pahit sejarah, menjalin narasi tentang cinta yang tulus di tengah kekacauan zaman.

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Senin, 16 Desember 2024

Pelukis Mimpi

Riane Elean

 



Judul:

Pelukis Mimpi: Antologi Puisi Pendidikan Karya Siswa SMKN 1 Tondano

 

Kepengarangan:

Meiske Manueke, Natasha Sarapung, Injil Yani Mamuaya, Raysicha Sanger, Zefanya Sumanti, Avrillia N. P. Mantik, Caila Wuntu, Kanaya Posumah, Injilia Singal, Isandro Lasatira, Valerina Lumain, Aurel Loho, Angel C. Kandouw, Jenifer Kumolontang, Chelsea Mikha Jessy Poli, Mayra Nabila Wondal, Isandro Lasatira, Vhayra Suatan, Queenzha Walangitan, Virginia D. Masoa, Velove Legoh, Sidney A. M. Lengkong, Miracle Montolalu, Miracle Sumakul, Karunia Sangian, Rahel Sefania Tampi, Marchella Warouw, Magretha Lantu, Karunia Lukar

 

Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Di Bawah Langit Merdeka

Riane Elean


 


Judul:

Di Bawah Langit Merdeka: Antologi Puisi Perjuangan Karya Siswa SMKN 1 Tondano

 

Kepengarangan:

Meiske Manueke, Chynda Rewah, Cicilia Wori, Rovelia Arelli Korengkeng, Putri Kambey, Anisha Adistha Nongka, Cheryl Moningka, Joel Pontoh, Bradlee Lowing, Novensia Gimon, Hiskia Mangkey, Aderay Sulu, Stania Huwae, Grachia Bolung, Natalia Togas, Jasmine Kumotoy, Christania M. Sampouw, Gisela Sintya Elentus, Aprilia Ngangi, Injilia P. L. Lukas, Gisella Budiman, Ferlita Tumpia, Verselli Clara Mintadoa, Cheren Clarensa Rondonuwu, Michelle Maramis, Miracle Wibowo

 

Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Langkah di Ujung Senja

Riane Elean

 



Judul:

Langkah di Ujung Senja: Kompilasi Cerpen Siswa SMKN 1 Tondano

 

Kepengarangan:

Meiske Manueke, Clivort Kilis, Angel Rawung, Andhini, Keyra Wales, Aisyah Suprapto, Alevandro Musu, Aprilia Sambur, Clarisa Rawung, Fabio Pakasi, Gratia Efata, Jenifer Rotinsulu, Jhonathan Manuel Oley, Yeremia Rafael Langow, Samuel Mengko, Velicia Tilaar, Yoel Warouw, Samuel, Srimulyani Rafika Dewi Buchari, Princessa M. Mambu, Juancalcio Rumampen, Kevin Rungkat, Fabiano

 

Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Sahabat Lama

Riane Elean


 

Judul:

Sahabat Lama: Kumpulan Cerpen Guru dan Siswa SMKN 1 Tondano

 

Kepengarangan:

Meiske Manueke, Garry Mukuan, Filia, Fritchka F. Sembel,  Kristian Katuuk, Claudia Kapoyos, Debrah Kalalo, Memey,  Jesika Tenda, Juni Arnia Marbun, Lionel Anti, Lois Monde, Mettheuw Walingkas, Natasha Sumampouw, Prisilia Polak, Putri Sumarauw, Sheryl, Valencia, Christine VL

 

Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

 

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Rabu, 04 Desember 2024

PUKKAT Bacirita Bersama Andi Yentriyani

Riane Elean

 


PUKKAT Bacirita bersama Andi Yentriyani, Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) membahas tema "Lindungi Semua, Penuhi Hak Korban, Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan". Diskusi digelar sebagai salah satu kegiatan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Kegiatan dilaksanakan pada Selasa, 3 Desember 2024, di Kantor PUKKAT, Kakaskasen - Kota Tomohon.



Senin, 25 November 2024

Pilkada dan Kebudayaan

Riane Elean

 

Diskusi PUKKAT mengangkat tema"Pilkada dan Kebudayaan" digelar Minggu, 24 November 2024 di Kantor PUKKAT, Kakaskasen - Tomohon. Kegiatan ini mendiskusikan dan mengevaluasi secara kritis politik elektoral (Pilkada) di Sulawesi Utara yang sementara berlangsung, untuk menghimpun pemikiran-pemikiran kritis dan konstruktif tentang politik lokal dan kebudayaan. 





Senin, 07 Oktober 2024

Debat

Riane Elean



Tahun 1858, Abraham Lincoln dan Stephen A. Douglas terlibat suatu perang argumen dalam serangkain debat untuk pemilihan kursi Senat. Isu utama yang memicu perdebatan adalah perluasan perbudakan ke wilayah-wilayah baru Amerika Serikat yang belum menjadi negara bagian. Lincoln dari Partai Republik, Douglas dari Partai Demokrat. 

Lincoln antara lain menegaskan dalam debat itu:

"Sebuah rumah yang terpecah tidak dapat bertahan. Saya percaya bahwa pemerintahan ini tidak dapat bertahan jika sebagian besar mendukung perbudakan dan sebagian lagi bebas."

Douglas menegaskan, "Jika rakyat Kansas menginginkan negara bagian yang mendukung perbudakan, itu adalah hak mereka berdasarkan Konstitusi, dan tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menolak hak tersebut."

Serangkaian perdebatan panas antara Douglas vs Lincoln dikenal dengan Lincoln-Douglas Debates. 

Debat kemudian menjadi bagian dari demokrasi modern yang rasionalistis. Kata "debat" berasal dari bahasa Latin debattere, yang terdiri dari dua bagian: de- (yang berarti "ke bawah" atau "dari") dan battere (yang berarti "memukul" atau "mendorong"). Secara harfiah, debattere berarti "bertarung" atau "berdebat secara sengit." Dalam bahasa Prancis Kuno, kata ini berubah menjadi debatre, dan kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris sebagai debate. Arti kata ini mengandung makna perlawanan atau perbedaan pendapat yang aktif, yang kemudian berkembang menjadi bentuk diskusi formal tentang berbagai topik.

Debat mesti panas, tapi rasional. Mesti saling mendikte, tapi fokus pada substansi. Debat semacam ini sebenarnya perkembangan dari tradisi demokrasi Yunani klasik. Di forum "Ekklesia", majelis umum debat menjadi bagian penting untuk merumuskan dan memutuskan kebijakan politik. Seorang pendebat mesti menguasai ilmu retorika. 

Retorika adalah ilmu tentang seni berbicara dan menulis secara persuasif. Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan publik mengenai suatu paham pemikiran atau argumentasi. Aristoteles, menulis buku berjudul "Rhetoric". Menurutnya, retorika adalah "kemampuan untuk menemukan cara-cara persuasi yang tersedia dalam setiap situasi." Ia mengidentifikasi tiga komponen utama dalam retorika, yaitu:

Ethos atau kredibilitas atau karakter dari pembicara. Dalam retorika, penting bagi pembicara untuk menunjukkan bahwa ia memiliki otoritas dan bisa dipercaya oleh audiens.

Pathos adalah upaya untuk memengaruhi emosi audiens. Dengan menggunakan pathos, pembicara atau penulis mencoba membuat pendengar atau pembaca merasa terhubung secara emosional dengan pesan yang disampaikan.

Logos, atau logika adalah alasan yang mendasari argumen. Ini melibatkan penggunaan bukti, data, atau penalaran yang jelas dan logis untuk mendukung poin yang disampaikan.

Jadi, dalam tradisi politik modern, debat adalah praktik komunikasi politik, dan retorika adalah ilmunya. Suatu debat politik mesti retoris. Ia mesti menjadi cara untuk menyakinkan publik secara diskursus. Bahwa ada masalah publik yang mesti dipahami secara mendalam, ada kritik yang mesti tajam atas upaya-upaya politik yang sudah, dan sementara dilakukan, dan ada solusi konstruktif yang ditawarkan. 

Paling sederhana, debat mestinya adalah cara untuk menunjukkan kemampuan politik kepada publik. Publik yang menyaksikan, mestinya juga mengikuti setiap argumen secara kritis untuk kemudian nanti tiba pada penilaian dan sikap politik. Suatu debat politik mesti memahami publik sebagai subjek. Dengan demikian, publik mesti mengikuti debat itu secara kritis dan aktif bernalar. (Denni Pinontoan, 8/10/2024

Warisan Budaya Tak Benda Tradisi Pertanian di Motoling

Riane Elean

 


Judul:

Warisan Budaya Tak Benda Tradisi Pertanian di Motoling

Kepengarangan:

Denni H. R. Pinontoan

Penerbit:

Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)

Informasi/ Pemesanan:

pukkat.org@gmail.com

Sinopsis

Dokumentasi warisan budaya tak benda dalam tradisi pertanian di Motoling adalah bagian dari upaya pemajuan kebudayaan secara partisipatif.  Buku ini berisi deskripsi mengenai praktik pertanian di Motoling sebagai warisan budaya tak benda kebudayaan Minahasa secara lebih luas. Meskipun perubahan sudah sedang terjadi di masyarakat Motoling, dan tentu memberi  dampak pada praktik dan dan tradisi pertanian,  namun sebagai budaya tak benda budaya ini mewarisi pengetahuan luhur yang mesti didokumentasi dan dikembangkan. Di dalam buku ini diuraikan tentang praktik penataan dan pengolahan lahan, kemudian tradisi mulai dari membersihkan lahan hingga panen, serta tradisi dalam hal membaca dan menafsir peredaran bulan, dan juga hal-hal yang terdapat di lahan pertanian masyarakat Motoling.

Kata kunci

Motoling, Pertanian, Warisan Budaya Tak Benda

Our Team

  • Ruth Kesia WangkaiAktivis-Peneliti
  • Steven Bons ManengkeiPeneliti
  • Marlin WongkarAktivis
  • Denni PinontoanPeneliti
  • Riane EleanPeneliti
  • Putri KapohPeneliti
  • Rikson KarundengPeneliti
  • Kalfein WuisanPeneliti
  • Yonatan KembuanPeneliti
  • Rivo GosalPeneliti
  • Kharisma KuramaPeneliti
  • Greenhill WeolPeneliti
  • Mineshia LesawengenPeneliti
  • Omega PantowPeneliti
  • Leon WilarPeneliti