PUKKAT menjadi salah satu dari 24 lembaga yang menerima mahasiswa peserta Social Immersion (SI) 2022 dari STFT Jakarta dan UKDW Yogyakarta. Social Immersion merupakan mata kuliah kolaborasi STFT dan UKDW bekerja sama dengan sejumlah lembaga di Indonesia yang berisi studi live-in/virtual untuk membina keterlibatan diri mahasiswi/a di aneka usaha yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk mengatasi tantangan-tantangan khas dalam hidup sosial. Melalui studi live-in/virtual ini mahasiswa belajar untuk bersentuhan dengan keprihatinan-keprihatinan sosial, lalu merefleksikan pengalamannya secara akademis untuk: membina kepribadian, mengaktualkan keprihatinan iman, dan membangun jaringan sahabat.
Sesuai tujuan SI, selama kurang lebih dua bulan mahasiswa akan mengolah pengalaman dalam perjumpaan (encountering) dengan gerakan-gerakan pengabdian kepada masyarakat (i.e., aneka LSM/ Gereja/ Kelompok Masyarakat menjadi sumber bagi proses berteologi (i.e., merefleksikan iman dalam diskursus rasional yang sistematis) yang dijiwai semangat humanis-soteriologis melalui isu-isu kemanusiaan dan lingkungan seperti isu pendidikan anak, konservasi alam, HAM, kesetaraan gender, disabilitas, lintas iman, multikultural, kearifan lokal, dan lain-lain. Mahasiswa kemudian akan mengemas hasil encountering secara visual melalui film dokumenter sebagai ekspresi kekinian yang sifatnya populer dan refleksi sosio-teologis dalam konten yang dibukukan (artikel, puisi, lagu, foto).
PUKKAT menjadi lembaga pendamping para mahasiswa untuk mendalami isu "Cap Tikus" sebagai minuman beralkohol yang diproduksi oleh masyarakat lokal Minahasa, namun masih berjuang dengan regulasi pemerintah.
Selain kerja riset untuk video dokumenter, mahasiswa juga turut menyaksikan dan merasakan secara langsung bagaimana nilai-nilai hidup yang dipraktekkan PUKKAT sebagai idealisme dan falsafah yang memberi spirit dalam semua kerja pendidikan dan advokasi yang dilaksanakan.
0 komentar:
Posting Komentar