Rangkaian acara pemutaran film, diskusi dan apresiasi bagi para sineas dan komunitas film di Tanah Minahasa ini dipandu Director Komunitas Penulis Mapatik, Rikson Karundeng dan Director Smartphone Movement, Kalfein Wuisan.
Ketua Pukkat, Dr. Denni Pinontoan, M.Teol., mengatakan Festival Film Wanua merupakan rangkaian sejumlah kegiatan. Mulai dari sosialisasi dan pendataan sineas, komunitas film dan karyanya, penulisan buku profil filmmaker dan komunitas film, serta materi karyanya, pemutaran film dan diskusi keliling di enam lokasi berbeda di tanah Minahasa, hingga seminar film yang membahas tentang proses kreatif, isi dan tema film.
“Kita mulai festival ini dari Tomohon. Selanjutnya akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Tondano di Kembuan, Malola Kumelembuay, Wuwuk Tareran, Minanga Pusomaen, dan Laikit Dimembe. Puncak festival, ruang apresiasi dan launching buku akan dilaksanakan pada bulan April 2023 nanti, di Benteng Moraya Tondano,” kata Pinontoan, saat memberikan sambutan di awal kegiatan.
Dijelaskan, Festival Film Wanua yang diorganisir Pukkat ini didukung sepenuhnya oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI lewat Program Sinema Mikro dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Kegiatan festival film yang ditunjang oleh Kemendikbudristek dan LPDP ini menjadi wadah ekspresi, apresiasi dan edukasi,” ucapnya.
“Pada komunitas wanua, tou atau manusia, dan sumber daya alam yang berfungsi secara praktis untuk kehidupan, yaitu dalam bentuk wale atau papan, kan atau pangan dan karai atau sandang, membentuk suatu praktik dan etik. Secara teknis, tema ini menunjuk pada ruang lingkup dan materi film,” paparnya.
Di ujung sambutannya, Pinontoan menyampaikan terima kasih dan apresiasi bagai para sineas, komunitas film dan pemerintah kota Tomohon yang terlibat langsung, dan memberikan dukungan nyata bagi kegiatan ini.
Ketua Panitia Festival Film Wanua, Yonatan Kembuan, M.Teol., menjelaskan lebih lanjut jika Festival Film Wanua ini sebenarnya sudah didahului dengan berbagai publikasi, sosialisasi, dan workshop film, di sejumlah wanua atau roong di Minahasa.
“Sejak bulan Juli 2022, Pukkat sudah mulai dengan publikasi. Bekerja sama dengan Smartphone Movement dan Komunitas Penulis Mapatik, kami juga menggelar workshop film kepada para pemuda dan remaja di kampung-kampung. Itu sekalian sosialisasi, mengajak para filmmaker dan komunitas film di Minahasa untuk bergabung dan membawa karya filmnya, kemudian kita putar dan tonton bersama,” ungkap Kembuan.
Dijelaskan juga, puluhan komunitas film yang sudah mendaftar secara resmi untuk terlibat dalam rangkaian Festival Film Wanua, telah melalui beberapa tahapan. Mulai dari pendaftaran secara langsung ke Pukkat atau melalui website resmi https://festivalfilmwanua.com.
“Jadi, filmmaker dan komunitas yang terlibat, mereka sudah mengisi formulir pendaftaran. Kemudian ada proses kurasi. Film yang sudah dikirimkan, diseleksi oleh peyelenggara festival berdasarkan kriteria yang ada. Film terpilih yang kemudian diputar dalam roadshow pemutaran film Festival Film Wanua,” papar Kembuan.
Pantauan di lokasi kegiatan, sepanjang acara Festival Film Wanua berlangsung di Balai Kelurahan Taratara Dua, beragam apresiasi mengalir dari sejumlah kalangan yang hadir. Diawali dari Kepala Dinas Pariwisata Daerah Kota Tomohon, Yudhistira Siwu, S.E., M.Si., kemudian Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tomohon, Sonny Saruan, M.Pd., Lurah Taratara Dua, John Lonta, S.Hut., M.A.P., Ketua Umum Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), Michelin Salata, serta sejumlah sineas dan penggerak komunitas film di Tanah Minahasa.Pihak Pemerintah Kota Tomohon dan BPAN, dalam kegiatan ini memastikan akan mendukung, bahkan terlibat bersama dalam upaya mengedukasi, mendorong daya kreativitas masyarakat agar semakin banyak sineas dan komunitas film hadir di Tanah Minahasa, termasuk kota Tomohon. Diyakini, upaya ini sangat positif untuk memberikan dampak positif pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. (*)
Link Pemberitaan Media:
0 komentar:
Posting Komentar